Monday, 13 April 2015

Bait Allah



Bait Allah

  Bait Allah adalah tempat dimana manusia datang untuk mengakui segala dosa-dosanya dan ini adalah persyaratan dimana manusia harus mengakui dirinya sebagai orang yang berdosa. Di dalam dunia ini ketika manusia melakukan kesalahan dan kejahatan maka manusia telah berdosa kepada Bapa yang di Surga. Kebanyakan manusia memahami akan keberdosaan dirinya tetapi mereka seringkali tidak mengakui akan segala kesalahannya. Allah memberikan suatu cara agar manusia itu bisa diberikan kesempatan untuk bertobat dan melakukan hal yang baik dengan cara mengakui dosa-dosanya dan bertobat dari dosanya. 
  Manusia seringkali salah mengira dengan menganggap bahwa dengan datang ke tempat kudus bisa menghapus segala dosa-dosa mereka padahal tidak demikian. Allah memberikan petunjuk dalam kehidupan Perjanjian Lama dimana manusia bisa berdiri di tempat kudus, karena jika Allah tidak memberikan persyaratan seperti yang disampaikan dalam perjanjian lama maka tidak ada manusia yang mampu dan bisa berdiri di tempat Kudus pada Perjanjian Lama. Apakah sama halnya dengan keadaan di Surga ketika manusia berdosa dan mati lalu menuju ke Surga? Sedangkan di dalam bumi saja begitu banyak aturan untuk masuk ke tempat Kudus apalagi di surga nanti! Jangan menyangkah bahwa dirimu bersih dari dosa-dosa, dirimu tetaplah dibebani oleh dosa dari turunan dan atas kehendakmu sendiri. 
   Manusia dibuat sebagai tempat bersemayamnya Roh Allah yang di tiupkan ke dalam hidung manusia agar manusia itu berkuasa di dunia ini. Manusia pada dasarnya adalah sarana untuk Allah mengatur segala hal yang ada di bumi ini, tetapi iblis datang dan menghancurkan tempat itu. Murkalah Allah akan segala dosa-dosa manusia sehingga Roh Allah tidak berdiam lagi dalam tubuh manusia, yang ada hanya roh iblis yang masuk ke dalam hati manusia. Manusia terbuang dari segala hak dan mati dalam segala hal. Seharusnya ketika kemah kediaman manusia di bongkar maka ada suatu tempat yang tersedia bagi manusia di Surga nanti, tetapi segala hal itu telah musnah akibat manusia itu sendiri. 
  Dapatkah manusia menguduskan Bait Allah dari kekotoran dosa-dosanya? Tentu saja tidak ada yang bisa membersihkan kotoran itu. Bagaimanakah seseorang yang membersihkan Bait Allah hanya membersihkan bagian yang nampak dari luar, sedangkan di dalam Bait Allah itu hancur lebur? Beginilah pikiran manusia yang menyangkah dirinya telah bersih dari luar. Hanya tampilan saja yang menyatakan dirinya bersih, tetapi di dalam hatinya dan pikirannya tidaklah bersih. Penuh dengan kotoran dan tidak tahu apakah dirinya sudah bersih ataukah tidak.
   Sebab segala sesuatu itu berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, jika Bait itu telah dibersihkan maka hal apakah yang bisa menutupi kebersihan dirinya? Jika Allah telah memberikan Penolong baginya maka dengan cara apakah dirinya di tolong?. Bukankah segala sesuatu tentang Bait Allah haruslah bersih dan tidak kotor? Pikiran dan hati yang kotor akan nampak ketika dirinya di terpa oleh pencobaan, dan bait Allah itu tidak akan tegar untuk menghadapi segala hal itu dan timbullah dosa yang lebih besar lagi pada diri manusia itu.
  Manusia mati-matian mengatakan bahwa ketika dirinya lahir ke dunia dia tidak menanggung dosa dari orang tuanya, ini adalah persepsi yang salah mengenai dosa. Jika di tanyakan bahwa seekor kambing dapatkah dia melahirkan untah? Dapatkah manusia yang berdosa tidak membawa dosa bersama keturunannya? Tidak percayakah kamu sekalian bahwa manusia itu di bentuk sesuai dengan kemiripan orang tuanya begitu juga sifat dan sikap yang mengarah ke dosa, pastilah akan melakukan hal yang hampir sama dengan orang tuanya. Satu-satunya yang tidak berdosa ialah Yesus Kristus, karena Yesus bukanlah manusia yang lahir dari benih laki-laki, sehingga Yesus tidak membawa dosa turunan. Mengapa Yesus lahir dari seorang wanita, dan kenapa Yesus tidak dibuat saja oleh Allah dari tanah liat lagi agar tidak di kontaminasi oleh dosa manusia lain? Yesus lahir dari wanita agar secarah langsung dosa yang pertama kali di perbuat oleh seorang wanita di tebus oleh Yesus sendiri. Mengapa Yesus harus lahir dari manusia? itu karena untuk menebus dan mengajarkan apa yang di sukai oleh Tuhan Allah kita maka Yesus lahir sebagai manusia untuk menjadi Penebus, Pengajar dan Penyelamat manusia.
  Allah menghendaki agar menghendaki agar bait-Nya tahu akan segala yang telah diperbuat Tuhan Allah mereka untuk keselamatan mereka, menyadari bahwa mereka telah berdosa dan melakukan apa yang menjadi keinginan dari Allah itu sendiri. Manusia menganggap hal ini sebagai hayalan atau mimpi semata, mereka tidak mengetahui apa yang di Kehendaki oleh Allah. Mereka hanya mengira-ngira jalan hidup mereka tanpa ada suatu harapan pasti, apakah saya masuk surga ataukah neraka. Allah Dialah Sang Pencipta kehidupan, dari pada Dia lah segala Kekekalan, bersama Dialah kita boleh hidup di Surga dan inilah perkataan Yesus mengenai diri-Nya: "Akulah jalan keselamatan dan hidup,barang siapa yang percaya kepada-Ku tidak akan mati tetapi beroleh hidup yang Kekal". Bukankah semua orang inginkan Surga? Bukankah semua orang hanya menginginkan suatu kehidupan yang nyaman dan enak, tidak seperti di dunia ini. Manusia mengingkari akan Tuhan dan menyangkali diri-Nya sama seperti Adam telah menyangkali perintah Allah untuk tidak memakan buah terlarang.
  Inilah hal yang merusak segala kekudusan bait Allah, dimana mereka menyangkal bahwa Allah adalah sesuatu yang Besar. Hal apakah yang tidak bisa dilakukan oleh Allah untuk keselamatan manusia. Manusia menyangkah bahwa Allah hanya duduk diam di taktah-Nya dan tidak melakukan apa-apa. Ketahuilah wahai para manusia, Tuhan Allah mu senantiasa bekerja di atas taktah-Nya walaupun diri-Nya sendiri tidak mengharuskan turun dari taktah-Nya. Allah sebenarnya ingin menikmati kehidupan dari makhluk ciptaan-Nya terutama manusia, itulah alasan sebenarnya mengapa Allah menciptakan manusia segambar dengan rupa-Nya sendiri. Jikalau Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya lalu mengapa manusia menyangkal bentuk asli dari Allah? Manusia berpikir bahwa Allah itu adalah sebuah Dzat atau unsur yang tidak bisa dikatakan dan digambarkan, Tetapi pada kenyataannya Allah sendiri menggambarkan diri-Nya dalam bentuk manusia. Tidakkah kau sadari wahai manusia bebal dan keras kepala. Tidakkah kau hitung jumlah rambut dikepala mu dan bisakah kau hitung segala rambut yang ada di tubuhmu? Sehingga engkau mengatakan Allah adalah sebuah dzat yang tidak bisa berbuat apa-apa, malahan hanya manusia yang bisa menyelamatkan dirinya lewat perbuatannya. Sungguh membuat hati iblis tertawa terbahak-bahak melihat pikiran bodohmu itu. Jika manusia dapat menyelamatkan dirinya lewat amal ibadah, maka upayakanlah supaya sehelai rambut saja tidak jatuh dari atas kepalamu. Bukankah itu adalah hal mudah dari pada engkau harus menyelamatkan seluruh tubuhmu dengan kekuatanmu.
   Akar dari segala kejahatan dalam Bait Allah atau manusia itu berasal dari rasa sombong yang ingin menyaingi Allah dalam segala hal. Inilah mengapa Roh Allah pergi daripada manusia, agar manusia tahu bahwa tanpa Roh Allah manusia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jangan kotorkan baitmu dengan pikiran-pikiran yang konyol dan tidak berguna bagi keselamatanmu. Jangan kotorkan hatimu dengan segala perasaan-perasaan yang benar mengenai dirimu, kebenaran itu hanya ada dalam Dia saja, dan dalam Dia kamu memperoleh keselamatan yang kekal.
   Hati dan pikiran yang tidak disinari oleh sinar kebenaran akan menjadi gelap dan tidak ada keselamatan didalam bait Allah itu. Bait itu akan dihancurkan dalam api, tembok-temboknya akan diruntuhkan dan dibuat kayu api. Tidak ada lagi tertawa yang ada hanya gertak gigi yang mengerikan. Bait yang tidak kudus akan menjadi puing-puing dalam neraka. Jika manusia menganggap Kudus maka yang pantas menilai dirinya ialah Allah dan bukan dirinya. Kepada siapakah kamu berdoa? Kepada siapakah kamu berdosa? Kepada hal apakah kamu dianggap Kudus? Berhati-hatilah dengan bait mu sebab bait mu akan di hancurkan oleh kemarahan Allah yang menyala-nyala dan hal itu akan segera terjadi, sebab waktunya tidak akan lama lagi. Waktu Allah sudah di depan mata dan tinggal menunggu waktu manusia kapan itu terjadi.
  Akuilah Dia sajalah yang telah melepaskan engkau dari jeratan iblis, yang telah membersihkan bait mu dari perbudakan iblis, yang memberimu kehidupan kekal. Jika didalam bait Allah dibutuhkan korban penyucian, korban pengakuan dosa maka dengan cara apakah baitmu disucikan? Makanan daging adalah untuk daging dan makanan roh adalah untuk roh, tidak sama kedua hal ini. Dengan cara apakah rohmu diberikan makanan dan air kehidupan? dengan kematian dari Penebus yang telah memberimu makanan dan air kehidupan yang kekal. Iblis memang akan datang dan merusak baitmu tetapi tidak dengan roh dan jiwamu, jika engkau berada di dalam Kristus. Tetapi jika tidak maka bersiaplah untuk kematian dan penyiksaan kekal di Neraka. Bersihkanlah baitmu dan percayalah bahwa dosa-dosamu telah ditebus. amin
 
 

Hukum Allah

Hukum dari Allah


Hasil gambar untuk gambar Hukum Taurat





Hasil gambar untuk gambar Hukum Taurat

  Allah adalah sesuatu yang tidak dapat terukur dan di ukur, Allah adalah Dia yang menjadikan segala sesuatu dan sumber dari segala sesuatu. Manusia tidak dapat menggambarkan sosok Asli dari Allah itu sendiri. Malaikat pun tidak bisa untuk menggambarkan sosok Allah itu sendiri. Maka untuk dari pada itu, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya. Jikalau kita mengatakan bahwa Allah adalah hal yang tidak terbatas dan dibatasi maka dimanakah letak dasar pemikiran itu sendiri?. Bukankah manusia sendiri yang mengenali salah satu bentuk Kuasa dari Allah itu sendiri bahwa diri-Nya Maha Besar dan tidak bisa dibatasi, lalu kenapa manusia seringkali mengingkari segala hal yang melekat pada Allah dengan mengatakan bahwa manusialah yang berupaya menebus dosa-dosa mereka dan bukan Allah? Manusia seringkali berkata bahwa hanya perbuatan dari kehidupan yang bisa membawa manusia kepada kekekalan sorga. Manusia seringkali menyangka bahwa kriteria yang telah di nyatakan bagi mereka dimana dengan mengikuti Hukum Taurat dan segala aturan yang ada bagi manusia, mampu untuk membersihkan dirinya sendiri, padahal dalam hukum Taurat tidak pernah dikatakan bahwa dosa-dosa mereka dapat mereka bersihkan dengan usaha mereka. Bacalah Taurat secara pasti tentang pengertian dari Taurat itu sendiri. Allah menunjukkan manusia lewat Hukum Taurat segala kesalahan dari manusia dan segala hal yang menjijikan bagi manusia. Jika dengan mengikuti Hukum Taurat kamu selamat maka, adakah manusia yang benar dihadapan Hukum Taurat? Allah menurunkan Hukum Taurat agar manusia mengenal dosa-dosa manusia. Tidak ada seorangpun didunia ini tidak akan melanggar Hukum Taurat. Siapa yang berani mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melanggar Hukum Taurat. Ingat bahwa Hukum Taurat bukan saja untuk menghukum jasmaniah saja, akan tetapi keseluruhan manusia yaitu, tubuh, jiwa dan roh. Jika kamu mengatakan bahwa kamu tidak pernah melanggar Hukum Taurat maka kamu adalah penipu dan kamu orang yang menjijikan. Apakah dasar dari keberdosaan manusia? Bukankah semua berasal dari hati dan pikiran manusia yang membawa manusia dalam kehancuran karena keberdosaan. 
   Dari manakah manusia mengenal dosa? dan dari manakah asal dosa itu sendiri?. Ini adalah pertanyaan yang sederhana tapi sulit untuk menjelaskan. Siapakah yang berdosa dan kepada siapakah kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan itu?. Dosa itu siapakah yang jelaskan kepada kita semua? Apakah dosa itu?. Jawablah segala pertanyaan ini dengan hati nuranimu dan bukan dengan pikiranmu. Sebab rasa berasal dari hati nurani dan bukan dari pikiran. Sekarang kita belajar dari manakah manusia mengenal dosa?, dosa itu adalah segala perbuatan yang tidak dibenarkan dihadapan Allah, lalu dari manakah dosa itu?. Dari manakah timbul dosa? Tentu dosa itu ada karena adanya pelanggaran terhadap hukum Allah sendiri. Allah membentuk dasar ini berdasarkan Hukum-Nya sendiri yaitu Firman-Nya yang menciptakan segala langit dan bumi. Jikalau Allah meletakkan Hukum-Nya di dasar bumi dan di atas segala ciptaan maka, adakah Allah melanggar Hukum-Nya sendiri? Adakah Allah melanggar segala ketetapan-ketetapan-Nya? Tentu Allah mengindahkan segala Hukum-Nya agar semua makhluk menghormati Hukum-Nya itu. Pertanyaannya, jika Allah sendiri mengindahkan Hukum-Nya itu maka adakah satu makhluk pun dapat melanggar Hukum-Nya itu? Inilah asalnya Dosa yang dibuat manusia atas pelanggarannya terhadap Hukum Allah. Dosa dilakukan oleh manusia dengan melanggar ketetapan Allah dan hanya kepada Allah sajalah manusia berdosa dan tidak kepada ilah-ilah lain. Setiap dosa manusia diberitahukan dalam Hukum Taurat agar manusia tau apa saja yang telah di langgar oleh manusia itu terhadap Hukum Allah. Karena itulah tidak ada seorang pun yang di dapati tidak memiliki dosa dalam hidupnya.
  Jika manusia telah mengenal dosa, maka dosa apa saja yang ada dalam dirinya? Akar dari segala dosa ialah dosa keturunan, dosa ini masuk melalui satu orang dan menjadi berakar didalam setiap keturunan-keturunannya yang berikut. Dari dosa ini lah muncul dosa-dosa lain. Dosa-dosa yang merasuk kedalam tubuh manusia itu menjadi berkembang seiring perkembangan manusia dalam dunia ini. Semakin banyak manusia maka semakin banyak pula dosa-dosa yang timbul akibat manusia. Dosa yang berat adalah dosa yang ada dalam 10 Hukum Taurat, dosa yang termasuk dalam kategori dosa ringan ialah dosa yang tidak tercatat dalam Hukum Taurat dalam artian masih termasuk belum bisa di kategorikan dosa ataukah perbuatan baik, contohnya: menolong orang dengan cara membohongi orang lain, mencuri tapi memberikan sebagian hartanya untuk orang lain dan persembahan, dsb. Banyak hal mengenai dosa-dosa ini, banyak hal yang bisa menyebabkan dosa dan sedikit hal yang tidak bisa menjadikan dosa. Semakin banyak manusia tahu akan dosa, semakin banyak hal yang manusia perbuat menjadi dosa. Jika tubuh ini dari tanah dan tanah ini merupakan bumi maka, jika tubuh kita berdosa maka bumi ini juga ikut menanggung dosa kita.
  Manusia seringkali manyangkah bahwa dosa itu bisa di tebus dengan perbuatannya dan amalnya selama di dunia. Jika kita berpikir bahwa dengan kekuatan kita maka kita bisa menyelamatkan dari Api Amarah Allah maka terimalah Api Kemurkaan Allah itu sendiri. Apakah manusia bisa mengukur dosa-dosa diri sendiri ataukah manusia berusaha untuk melewati kedaulatan Allah sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya mampu untuk menebus dirinya sendiri?. Jangan salah sangkah mengenai Hukum Taurat diberikan untuk menyelamatkan manusia dari Kemurkaan Allah. Allah tidak akan melepaskan setiap manusia walaupun mereka telah melakukan segala ketentuan dalam Hukum Taurat dalam Api Amarah-Nya. Hukum Taurat adalah segala dosa yang telah dan akan di lakukan oleh manusia. Jadi Hukum Taurat berfungsi untuk memperkenalkan kepada manusia tentang pelanggaran-pelanggaran mereka untuk di adili.
   Allah menetapkan segala peraturan untuk datang menghadap Dia dalam keadaan suci sebagaimana di atur dalam Hukum Taurat. Allah membuat Hukum Taurat agar manusia dapat menghindari dosa yang akan di lakukan mereka tetapi tidak menghilangkan dosa-dosa mereka. Jika tidak ada aturan yang mengatur agar manusia bisa datang kepada Allah, untuk memuji dan menyembah maka tidak ada satu manusiapun akan diselmatkan. Inilah realita yang ada jika Kristus tidak datang untuk menebus. Manusia selalu berpikir, dengan melakukan Hukum Taurat, bersunat dan tidak makan Haram maka akan selamat oleh karena perbuatan itu. Saya katakan kepada saudara, bahwa hal itu tidak akan membawa saudara ke Surga, karena Hukum Taurat adalah untuk menyatakan dosa dan bukan sebagai jalan keselamatan. Seandainya ada orang yang tidak bisa untuk melakukan Hukum Taurat sama seperti orang lumpuh, cacat dan sebagainya itu, dapatkah mereka masuk neraka karena tidak melakukan Hukum Taurat? Bukankah hanya orang yang sehat dan sempurna sejak lahirlah yang akan masuk ke Surga dan tidak ada orang cacat dalam Surga semasa hidupnya. Dan juga bagi orang-orang yang sebelum mengenal Hukum Taurat atau sama sekali tidak mengenal Hukum Taurat kemudian mengenal Hukum taurat dan segala peraturan makanan dan yang tidak bersunat, akan selamat ataukah tidak? Tidak kah saudara berpikir bahwa hal ini adil ataukah tidak? Mengapa hanya bangsa Israel saja yang pada mulanya yang bisa menerima Hukum Taurat ini? Bagaimanakah dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Hukum Taurat? Bagaimanakah dengan nasib mereka? Ingat saudara bahwa Hukum Taurat pada dasarnya untuk bangsa Israel saja dan bukan untuk bangsa lain di luar Israel. Allah tidak memperkenankan bangsa lain untuk hal ini, karena Allah memilih Israel sebgai satu-satunya yang layak untuk kelahiran Juruselamat Penebus dosa manusia. Mengertilah bahwa Hukum Taurat hanya diberikan pada bangsa Israel karena Yakub yang namanya Israel (Berdiri tegak dihadapan Allah) inilah yang layak dihadapan Allah sendiri. 
 Allah tidak akan melanggar segala peraturan yang Dia buat demi keselamatan manusia, untuk itu Allah harus menghindari segala aturan yang telah Dia buat agar tidak ada pelenggaran terhadap Hukum-Nya sendiri. Untuk memulihkan kesalahan manusia maka Allah haruslah menjadi manusia sebagai Kurban bagi manusia, Yang Tersuci dan yang Tak bercela dihadapan Allah=Yesus Kristus, yang pantas untuk penyucian manusia. Jika saudara bertanya mengapa Allah yang Maha Besar tidak langsung saja menghapus dosa-dosa manusia ketika mereka melakukan Hukum Taurat? Jawabannya ialah hal itu tidaklah mungkin, karena Allah telah meletakkan Hukum-Hukum-Nya di alam ciptaan-Nya dan tidak mungkin Dia sendiri melanggar akan aturan-aturan yang telah Dia buat. Skali lagi saya katakan kepada saudara sekalian, bahwa tidak mungkin Allah melanggar segala aturan-Nya di Dunia dan di Surga, karena hal itu tidak sesuai dengan diri-Nya sendiri yang adalah Adil. Jika dalam suatu timbangan tidak ada pembandingnya maka tidak perlulah ditimbang lagi suatu ukuran pada barang tersebut, karena tidak ada gunanya lagi mempertanyakan beratnya yang tidak berguna jika benda itu harus dibuang dan dibakar dalam perapian yang menyala-nyala. Demikian pula dengan dosa manusia, jika tidak ada yang mengimbangi dosa tersebut maka percuma saja manusia itu hidup di dunia. Dan Kristus telah memberikan Nyawa-Nya sebagai pembanding dosa-dosa manusia, jika tidak ada yang mengimbangi dan meringankan, bahkan menghapuskan dosa-dosa manusia maka untuk apa manusia itu dipertahankan? haruslah dibuang dan di musnahkan dalam api yang menyala-nyala. 
  Apabila segala yang sudah terkutuk ini tertutup rapat oleh Murka Allah maka dapatkah manusia membukanya kembali selain Diri-Nya sendiri? Begitu juga dengan segala yang Haram dan Halal, jika Allah menutup lemari makanan yang terkutuk untuk tidak dimakan maka haruslah kita tidak memakannya dan jika kunci lemari makanan itu telah dibuka maka haruslah kita memakannya sebab Allah akan tersinggung dengan perbuatan saudara sekalian jika Allah telah menguduskan kembali apa yang tidak kudus menjadi kudus dihadapan Allah dengan cara kematian Anak-Nya. Sebab dunia ini pada mulanya tidak ada haram dan halal, semuanya halal dan tidak ada yang haram. Manusia manakah berani menyangkali akan hal ini? Dan perlu di ingat bahwa makanan manusia sebenarnya adalah buah-buahan dan bukan hewan, karena hewan merupakan sahabat manusia yang telah dijadikan oleh Allah. Renungkanlah segala hal ini, apabila saudara tidak mempercayai akan hal ini maka terserahlah terhadap apa yang saudara percayai dan kehendaki tetapi jika suatu nanti hal ini ditanyakan kepada saudara maka tugas yang saya pikul, tidak lagi menjadi tanggung jawab saya, tetapi menjadi tanggung jawab saudara. Ingatlah keselamatan hanya datang dari pada Allah sendiri dan ingatlah, Allah tidak mungkin melanggar segala ketetapan-ketetapan yang telah dibuat oleh diri-Nya sendiri. Saudara bukanlah Allah yang bisa menyelamatkan diri saudara sendiri, tetapi hanya kasih Karunia diri-Nyalah kita boleh selamat.