Monday, 13 April 2015

Hukum Allah

Hukum dari Allah


Hasil gambar untuk gambar Hukum Taurat





Hasil gambar untuk gambar Hukum Taurat

  Allah adalah sesuatu yang tidak dapat terukur dan di ukur, Allah adalah Dia yang menjadikan segala sesuatu dan sumber dari segala sesuatu. Manusia tidak dapat menggambarkan sosok Asli dari Allah itu sendiri. Malaikat pun tidak bisa untuk menggambarkan sosok Allah itu sendiri. Maka untuk dari pada itu, Allah memperkenalkan diri-Nya kepada makhluk ciptaan-Nya. Jikalau kita mengatakan bahwa Allah adalah hal yang tidak terbatas dan dibatasi maka dimanakah letak dasar pemikiran itu sendiri?. Bukankah manusia sendiri yang mengenali salah satu bentuk Kuasa dari Allah itu sendiri bahwa diri-Nya Maha Besar dan tidak bisa dibatasi, lalu kenapa manusia seringkali mengingkari segala hal yang melekat pada Allah dengan mengatakan bahwa manusialah yang berupaya menebus dosa-dosa mereka dan bukan Allah? Manusia seringkali berkata bahwa hanya perbuatan dari kehidupan yang bisa membawa manusia kepada kekekalan sorga. Manusia seringkali menyangka bahwa kriteria yang telah di nyatakan bagi mereka dimana dengan mengikuti Hukum Taurat dan segala aturan yang ada bagi manusia, mampu untuk membersihkan dirinya sendiri, padahal dalam hukum Taurat tidak pernah dikatakan bahwa dosa-dosa mereka dapat mereka bersihkan dengan usaha mereka. Bacalah Taurat secara pasti tentang pengertian dari Taurat itu sendiri. Allah menunjukkan manusia lewat Hukum Taurat segala kesalahan dari manusia dan segala hal yang menjijikan bagi manusia. Jika dengan mengikuti Hukum Taurat kamu selamat maka, adakah manusia yang benar dihadapan Hukum Taurat? Allah menurunkan Hukum Taurat agar manusia mengenal dosa-dosa manusia. Tidak ada seorangpun didunia ini tidak akan melanggar Hukum Taurat. Siapa yang berani mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melanggar Hukum Taurat. Ingat bahwa Hukum Taurat bukan saja untuk menghukum jasmaniah saja, akan tetapi keseluruhan manusia yaitu, tubuh, jiwa dan roh. Jika kamu mengatakan bahwa kamu tidak pernah melanggar Hukum Taurat maka kamu adalah penipu dan kamu orang yang menjijikan. Apakah dasar dari keberdosaan manusia? Bukankah semua berasal dari hati dan pikiran manusia yang membawa manusia dalam kehancuran karena keberdosaan. 
   Dari manakah manusia mengenal dosa? dan dari manakah asal dosa itu sendiri?. Ini adalah pertanyaan yang sederhana tapi sulit untuk menjelaskan. Siapakah yang berdosa dan kepada siapakah kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan itu?. Dosa itu siapakah yang jelaskan kepada kita semua? Apakah dosa itu?. Jawablah segala pertanyaan ini dengan hati nuranimu dan bukan dengan pikiranmu. Sebab rasa berasal dari hati nurani dan bukan dari pikiran. Sekarang kita belajar dari manakah manusia mengenal dosa?, dosa itu adalah segala perbuatan yang tidak dibenarkan dihadapan Allah, lalu dari manakah dosa itu?. Dari manakah timbul dosa? Tentu dosa itu ada karena adanya pelanggaran terhadap hukum Allah sendiri. Allah membentuk dasar ini berdasarkan Hukum-Nya sendiri yaitu Firman-Nya yang menciptakan segala langit dan bumi. Jikalau Allah meletakkan Hukum-Nya di dasar bumi dan di atas segala ciptaan maka, adakah Allah melanggar Hukum-Nya sendiri? Adakah Allah melanggar segala ketetapan-ketetapan-Nya? Tentu Allah mengindahkan segala Hukum-Nya agar semua makhluk menghormati Hukum-Nya itu. Pertanyaannya, jika Allah sendiri mengindahkan Hukum-Nya itu maka adakah satu makhluk pun dapat melanggar Hukum-Nya itu? Inilah asalnya Dosa yang dibuat manusia atas pelanggarannya terhadap Hukum Allah. Dosa dilakukan oleh manusia dengan melanggar ketetapan Allah dan hanya kepada Allah sajalah manusia berdosa dan tidak kepada ilah-ilah lain. Setiap dosa manusia diberitahukan dalam Hukum Taurat agar manusia tau apa saja yang telah di langgar oleh manusia itu terhadap Hukum Allah. Karena itulah tidak ada seorang pun yang di dapati tidak memiliki dosa dalam hidupnya.
  Jika manusia telah mengenal dosa, maka dosa apa saja yang ada dalam dirinya? Akar dari segala dosa ialah dosa keturunan, dosa ini masuk melalui satu orang dan menjadi berakar didalam setiap keturunan-keturunannya yang berikut. Dari dosa ini lah muncul dosa-dosa lain. Dosa-dosa yang merasuk kedalam tubuh manusia itu menjadi berkembang seiring perkembangan manusia dalam dunia ini. Semakin banyak manusia maka semakin banyak pula dosa-dosa yang timbul akibat manusia. Dosa yang berat adalah dosa yang ada dalam 10 Hukum Taurat, dosa yang termasuk dalam kategori dosa ringan ialah dosa yang tidak tercatat dalam Hukum Taurat dalam artian masih termasuk belum bisa di kategorikan dosa ataukah perbuatan baik, contohnya: menolong orang dengan cara membohongi orang lain, mencuri tapi memberikan sebagian hartanya untuk orang lain dan persembahan, dsb. Banyak hal mengenai dosa-dosa ini, banyak hal yang bisa menyebabkan dosa dan sedikit hal yang tidak bisa menjadikan dosa. Semakin banyak manusia tahu akan dosa, semakin banyak hal yang manusia perbuat menjadi dosa. Jika tubuh ini dari tanah dan tanah ini merupakan bumi maka, jika tubuh kita berdosa maka bumi ini juga ikut menanggung dosa kita.
  Manusia seringkali manyangkah bahwa dosa itu bisa di tebus dengan perbuatannya dan amalnya selama di dunia. Jika kita berpikir bahwa dengan kekuatan kita maka kita bisa menyelamatkan dari Api Amarah Allah maka terimalah Api Kemurkaan Allah itu sendiri. Apakah manusia bisa mengukur dosa-dosa diri sendiri ataukah manusia berusaha untuk melewati kedaulatan Allah sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya mampu untuk menebus dirinya sendiri?. Jangan salah sangkah mengenai Hukum Taurat diberikan untuk menyelamatkan manusia dari Kemurkaan Allah. Allah tidak akan melepaskan setiap manusia walaupun mereka telah melakukan segala ketentuan dalam Hukum Taurat dalam Api Amarah-Nya. Hukum Taurat adalah segala dosa yang telah dan akan di lakukan oleh manusia. Jadi Hukum Taurat berfungsi untuk memperkenalkan kepada manusia tentang pelanggaran-pelanggaran mereka untuk di adili.
   Allah menetapkan segala peraturan untuk datang menghadap Dia dalam keadaan suci sebagaimana di atur dalam Hukum Taurat. Allah membuat Hukum Taurat agar manusia dapat menghindari dosa yang akan di lakukan mereka tetapi tidak menghilangkan dosa-dosa mereka. Jika tidak ada aturan yang mengatur agar manusia bisa datang kepada Allah, untuk memuji dan menyembah maka tidak ada satu manusiapun akan diselmatkan. Inilah realita yang ada jika Kristus tidak datang untuk menebus. Manusia selalu berpikir, dengan melakukan Hukum Taurat, bersunat dan tidak makan Haram maka akan selamat oleh karena perbuatan itu. Saya katakan kepada saudara, bahwa hal itu tidak akan membawa saudara ke Surga, karena Hukum Taurat adalah untuk menyatakan dosa dan bukan sebagai jalan keselamatan. Seandainya ada orang yang tidak bisa untuk melakukan Hukum Taurat sama seperti orang lumpuh, cacat dan sebagainya itu, dapatkah mereka masuk neraka karena tidak melakukan Hukum Taurat? Bukankah hanya orang yang sehat dan sempurna sejak lahirlah yang akan masuk ke Surga dan tidak ada orang cacat dalam Surga semasa hidupnya. Dan juga bagi orang-orang yang sebelum mengenal Hukum Taurat atau sama sekali tidak mengenal Hukum Taurat kemudian mengenal Hukum taurat dan segala peraturan makanan dan yang tidak bersunat, akan selamat ataukah tidak? Tidak kah saudara berpikir bahwa hal ini adil ataukah tidak? Mengapa hanya bangsa Israel saja yang pada mulanya yang bisa menerima Hukum Taurat ini? Bagaimanakah dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Hukum Taurat? Bagaimanakah dengan nasib mereka? Ingat saudara bahwa Hukum Taurat pada dasarnya untuk bangsa Israel saja dan bukan untuk bangsa lain di luar Israel. Allah tidak memperkenankan bangsa lain untuk hal ini, karena Allah memilih Israel sebgai satu-satunya yang layak untuk kelahiran Juruselamat Penebus dosa manusia. Mengertilah bahwa Hukum Taurat hanya diberikan pada bangsa Israel karena Yakub yang namanya Israel (Berdiri tegak dihadapan Allah) inilah yang layak dihadapan Allah sendiri. 
 Allah tidak akan melanggar segala peraturan yang Dia buat demi keselamatan manusia, untuk itu Allah harus menghindari segala aturan yang telah Dia buat agar tidak ada pelenggaran terhadap Hukum-Nya sendiri. Untuk memulihkan kesalahan manusia maka Allah haruslah menjadi manusia sebagai Kurban bagi manusia, Yang Tersuci dan yang Tak bercela dihadapan Allah=Yesus Kristus, yang pantas untuk penyucian manusia. Jika saudara bertanya mengapa Allah yang Maha Besar tidak langsung saja menghapus dosa-dosa manusia ketika mereka melakukan Hukum Taurat? Jawabannya ialah hal itu tidaklah mungkin, karena Allah telah meletakkan Hukum-Hukum-Nya di alam ciptaan-Nya dan tidak mungkin Dia sendiri melanggar akan aturan-aturan yang telah Dia buat. Skali lagi saya katakan kepada saudara sekalian, bahwa tidak mungkin Allah melanggar segala aturan-Nya di Dunia dan di Surga, karena hal itu tidak sesuai dengan diri-Nya sendiri yang adalah Adil. Jika dalam suatu timbangan tidak ada pembandingnya maka tidak perlulah ditimbang lagi suatu ukuran pada barang tersebut, karena tidak ada gunanya lagi mempertanyakan beratnya yang tidak berguna jika benda itu harus dibuang dan dibakar dalam perapian yang menyala-nyala. Demikian pula dengan dosa manusia, jika tidak ada yang mengimbangi dosa tersebut maka percuma saja manusia itu hidup di dunia. Dan Kristus telah memberikan Nyawa-Nya sebagai pembanding dosa-dosa manusia, jika tidak ada yang mengimbangi dan meringankan, bahkan menghapuskan dosa-dosa manusia maka untuk apa manusia itu dipertahankan? haruslah dibuang dan di musnahkan dalam api yang menyala-nyala. 
  Apabila segala yang sudah terkutuk ini tertutup rapat oleh Murka Allah maka dapatkah manusia membukanya kembali selain Diri-Nya sendiri? Begitu juga dengan segala yang Haram dan Halal, jika Allah menutup lemari makanan yang terkutuk untuk tidak dimakan maka haruslah kita tidak memakannya dan jika kunci lemari makanan itu telah dibuka maka haruslah kita memakannya sebab Allah akan tersinggung dengan perbuatan saudara sekalian jika Allah telah menguduskan kembali apa yang tidak kudus menjadi kudus dihadapan Allah dengan cara kematian Anak-Nya. Sebab dunia ini pada mulanya tidak ada haram dan halal, semuanya halal dan tidak ada yang haram. Manusia manakah berani menyangkali akan hal ini? Dan perlu di ingat bahwa makanan manusia sebenarnya adalah buah-buahan dan bukan hewan, karena hewan merupakan sahabat manusia yang telah dijadikan oleh Allah. Renungkanlah segala hal ini, apabila saudara tidak mempercayai akan hal ini maka terserahlah terhadap apa yang saudara percayai dan kehendaki tetapi jika suatu nanti hal ini ditanyakan kepada saudara maka tugas yang saya pikul, tidak lagi menjadi tanggung jawab saya, tetapi menjadi tanggung jawab saudara. Ingatlah keselamatan hanya datang dari pada Allah sendiri dan ingatlah, Allah tidak mungkin melanggar segala ketetapan-ketetapan yang telah dibuat oleh diri-Nya sendiri. Saudara bukanlah Allah yang bisa menyelamatkan diri saudara sendiri, tetapi hanya kasih Karunia diri-Nyalah kita boleh selamat.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mampir di blog ini, semoga saudara di berkati oleh Tuhan kita. amin