Tuesday, 17 November 2015

Allahku, mengapa Kautinggalkan aku? (Mazmur 22 :1-32)

Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?


1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud.
2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.
3Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang.
4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.
5 Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka.
6 Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu.
7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak.
8 Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya:
9 "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?"
10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.
13 Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku;
14 mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum.
15 Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku;
16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
17 Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.
18 Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku.
19 Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.
20 Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku!
21 Lepaskanlah aku dari pedang, dan nyawaku dari cengkeraman anjing.
22 Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!
23 Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
24 kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
25 Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.
26 Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
27 Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
28 Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
29 Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.
30 Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.
31Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
32Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

Shalom....
 Saudaraku yang terkasih...Judul dari ayat diatas merupakan kata-kata yang dikatakan Yesus ketika diri-Nya mendekati ajal-Nya. Yesus mengatakan Eloi-Eloi lama sabakhtani yang artinya Allahku-Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku.
 Daud adalah seorang Raja yang merupakan keturunan langsung dari ayah dari Yesus menurut aturan Yahudi. Daud menuliskan mazmur 22 ini dan merupakan tembang pujian bagi Tuhan karena Daud merasakan Allah telah meningggalkan dirinya. Lalu apa hubungan semua hal ini dengan yang dialami oleh Tuhan kita dengan kitab mazmur 22?. Kesamaan ini dinamakan dengan nubuatan yang telah tergenapi. Namun kita tidak berbicara mengenai nubuatan tetapi kita berbicara tentang apa yang terjadi dengan Yesus yang sesungguhnya.
 Jikalau kita membaca ayat-ayat diatas dengan apa yang terjadi di Perjanjian Baru dalam semua injil maka saudara akan menemukan hal yang sama dengan nubuatan dari raja Daud yang berbeda sekitar 750 tahun dari zaman Yesus sendiri. Ini berarti kejadian yang terjadi pada Daud bisa sama saja dengan apa yang di alami oleh Yesus ataukah hanya sekedar tulisan yang berisi jeritan hati seseorang dan bukan merupakan kejadian nyata.
 Jikalau Daud mengetahui akan hal ini sebelum raja Daud menuliskan maka kemungkinan pertama adalah raja Daud tidak akan pernah menuliskan mazmur ini karena dia mengetahui bahwa Yesus yang adalah juga seorang yang terhitung keturunannya itu, mati dengan cara yang demikian, dan kemungkinan yang kedua adalah raja Daud tetap menuliskan dan menerima akan segala hal yang akan terjadi pada Yesus yang adalah keturunannya.
Jikalau saudara menjadi raja Daud maka manakah yang akan saudara pilih ketika saudara mengetahui hal tersebut?. Jika saya sendiri, pasti saya akan memilih untuk tidak menuliskan nubuatan ini agar tidak terjadi hal yang demikian kepada keturunanku.
Tetapi kita tau bersama siapakah diri Yesus sendiri, Dia bukan manusia yang secara biologis terbentuk oleh karena pertemuan sperma dan ovum pada perkawinan. Yesus adalah manusia yang dilahirkan oleh bunda Maria yang tidak mengandung dari manusia tetapi dari Roh Kudus. Maka secara langsung Yesus sendiri bisa dikatakan bahwa manusia yang adalah Roh Kudus itu sendiri.
Orang tua manakah yang menginginkan keturuanannya mati dengan cara yang begitu sadis dan dianggap sebagai seorang kriminal yang tidak dihakimi secara adil dan semua keburukan ada padanya waktu dia meninggal. Saudara pastilah tidak menginginkan semua hal itu terjadi demikiankan? Begitu juga Bapa kita yang di Surga.
Lalu mengapa Bapa yang di Sorga membiarkan semua hal itu terjadi? Apakah Dia adalah orang tua yang menginginkan hal yang jahat terjadi pada Anak-Nya yang Tunggal!? Apakah Bapa kita adalah orang tua yang jahat!? Jika semua hal itu tidaklah baik maka pertanyaannya mengapa Bapa membiarkan Anak-Nya sendiri menanggung sebab akibat dari manusia yang berdosa kepada-Nya!?
Yesus sendiri mengatakan (matius 7:11) “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di Sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Jika demikian maka apa arti dari pertanyaan diatas? Apakah Bapa kita yang di Sorga tidak baik ataukah baik?.
Sungguh kitalah orang-orang yang berdosa yang diberi belas kasihan melebihi Anak-Nya sendiri. Bapa kita di Sorga terlalu mengasihi kita semua apapun diri kita, apapun kesalahan kita, Dia selalu memberikan yang terbaik lewat Putra-Nya yang Tunggal. Dengan cara apa saudara dapat membalas kebaikan-Nya? Dengan Hartakah!. Walaupun kita menjual seluruh dunia ini dan alam semesta ini, kita tidak mampu untuk membalas kebaikan dari Bapa kita.Jikalau kita ingin membalas kebaikan dari Bapa maka yang perlu kita lakukan adalah mengakui segala karya keselamatan-Nya lewat Putra-Nya dan menyembah Putra-Nya yang adalah diri-Nya sendiri.
Seberapa besarkah siksaan yang kita alami sehingga kita mengatakan: “Bapa tidak lagi perduli kepada kita”, “Bapa memberikan yang buruk kepada kita”, “Bapa tidak adil kepada kita” dan kata hujatan lainnya kepada Bapa kita di Sorga. Sungguh kita adalah orang yang terkutuk jika kita sampai menghujat Tuhan Allah kita yang bertaktah dalam kerajaan Sorga.
Apa yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita karena Yesus telah menanggung semua hal itu didalam pengorbanan-Nya di kayu salib. Tapi apa arti hidupmu jika kamu tidak menghargai Kasih Allah dalam hidupmu sendiri?.
Tahukah rasa apakah yang paling menyakitkan ketika Yesus disalib? Rasa sakit yang paling menyakitkan yaitu ketika Bapa di Sorga meninggalkan-Nya di kayu salib. Rasa kesunyian karena tidak adanya yang menghibur diri-Nya menjelang maut. Hal ini juga yang paling menyakitkan bagi kita semua ketika kita ditinggalkan orang yang kita cintai.
Apakah adil bagi Yesus dengan menanggung dosa kita semua? Apakah hal itu adalah adil ketika Dia yang tidak bersalah dijadikan bersalah oleh karena kita semua yang adalah orang yang berdosa? Tidakah kita semua merasa bersalah atas pengorbanan-Nya dikayu salib atas dosa kita? Tidakah saudara menangisi semua dosa saudara dan saudara diberikan ampunan yang cuma-cuma karena saudara telah ditebus? Dimanakah rasa trima kasih kita kepada Dia yang datang menebus kita?.
Apakah kita adalah orang yang hanya menginginkan kebaikan sedangkan kita tidak mau hal yang buruk terjadi pada hidup kita?. Begitukah cara kita membalas kebaikan yang telah diberikan Bapa? Ketika kita mendapat pencobaan bukan berarti Bapa telah meninggalkan kita tetapi karena Dia menginginkan kita untuk menjadi seperti Yesus yang oleh karena kasih-Nya rela untuk berkorban.
Perlu kita semua sadari bahwasannya Bapa kita tidak pernah meninggalkan kita sedetikpun yang ada kita yang pergi menjauh dari Bapa dan hal ini menyakitkan hati-Nya. Dia pernah meninggalkan Yesus karena Dia tidak tegah untuk melihat Anak-Nya meninggal dengan cara yang demikian, dan yang lebih penting lagi yaitu jika Bapa tetap menyatu dengan Yesus maka tidak sedikitpun darah Yesus jatuh kedalam tanah dan menebus tanah yang dikutuk ini lewat Hukum Taurat.
Berseruhlah selalu kepada-Nya yang adalah Pemilik segala sesuatu karena sedikitpun Dia tidak pernah meninggalkan kita orang yang berdosa ini.
Amin
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mampir di blog ini, semoga saudara di berkati oleh Tuhan kita. amin